Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

SEJARAH AWAL PERKEMBANGAN MANAJEMEN SEBAGAI DISIPLIN ILMU

SEJARAH AWAL PERKEMBANGAN MANAJEMEN SEBAGAI DISIPLIN ILMU  Disadari atau tidak manajemen telah hadir dalam kehidupan manusia sejak tumbuhnya kebutuhan untuk ’bekerjasama’ mencapai tujuan. Apapun dasar dari ‘kerjasama’ tersebut, namun sejarah membuktikan bahwa manajer sudah hadir sejak manusia memutuskan untuk memposisikan sebagian dari yang lain sebagai ‘bawahan’nya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Rekam jejak sejarah kuno bangsa Roma dan Mesir misalnya, menunjukkan adanya pengorganisasian dalam pembangunan kuil atau istana yang dilakukan oleh penguasa pada para budaknya. peninggalan fisik tersebut menggambarkan adanya aktifitas yang teratur dan bertahap di masa lalu yang saat ini dinamakan manajemen.  Sekalipun praktek manajemen sudah dilakukan sangat lama, namun sebagai kajian ilmiah yang terus dikembangkan baru dimulai pada abad ke 20 atau pada tahun 1950-an. Pada tahun 1776 Adam Smith menerbitkan suatu doktrik ekonomi klasik yang memperkenalkan ide pembagian kerja

DEFINISI DAN PENGERTIAN MANAJEMEN

DEFINISI DAN PENGERTIAN MANAJEMEN  Manajemen dapat didefinisikan dalam berbagai versi, dari yang singkat sampai yang rinci, namun intinya tetaplah sama, yakni proses mengelola dan melaksanakan aktifitas-aktifitas pekerjaan agar terselesaikan sesuai yang diharapkan. Definisi yang singkat misalnya menurut Chung dan Megginson (1981) manajemen didefinisikan sebagai ;”the process of getting the job done”(Chung & Megginson: 1981), yang dengan demikian bisa berarti bahwa proses mengelola suatu pekerjaan agar terlaksana sesuai yang diharapkan mungkin pula diterapkan secara individu.  Definisi yang agak rinci menyatakan bahwa manajemen adalah “the arts of getting things done through people (seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain), yang artinya upaya penyelesaian pekerjaan baru bisa disebut sebagai manajemen apabila menyertakan orang lain. Dan yang lebih rinci lagi adalah “management as the process of coordinating work activities so that they are completed efficiently and

DEFINISI DAN KONSEP PEMBANGUNAN LEMBAGA

DEFINISI DAN KONSEP PEMBANGUNAN LEMBAGA  Pembangunan Lembaga merupakan salah satu perspektif tentang perubahan sosial yang direncanakan dan dibina, serta berkaitan dengan inovasi-inovasi yang berorientasi pada perubahan sosial yang dilakukan melalui organisasi formal. Tujuannya adalah untuk membangun organisasi yang dapat hidup dan efektif serta dapat mendukung inovasi sebagai perubahan sosial. Proses yang terjadi dalam Pembangunan Lembaga ini bersifat generik. Dimana inovasi sosial ini tidak dipaksakan dalam tiap sektor masyarakat. Sehingga dalam model Pembangunan Lembaga ini, lembaga ditempatkan sebagai organisasi formal yang menghasilkan perubahan, dan melindungi perubahan serta jaringannya.  Variabel-variabel yang terkandung dalam konsep Pembangunan Lembaga adalah sebagai berikut:  Kepemimpinan merupakan salah satu unsure terpenting yang paling kritis dalam Pembangunan Lembaga. Karena proses perubahan yang dilakukan memerlukan manajemen. Kepemimpinan terdiri dari pemegang

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASIONAL, KEEFEKTIFAN ORGANISASIONAL DAN KEPEMIMPINAN: TELAAH PERSPEKTIF UNTUK RISET

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASIONAL, KEEFEKTIFAN ORGANISASIONAL DAN KEPEMIMPINAN: TELAAH PERSPEKTIF UNTUK RISET  Tulisan dalam artikel ini bertujuan menyusun konstruksi hubungan antar tiga konstruk penting dalam teori organisasi. Ketiga konstruk tersebut terdiri atas budaya organisasional, keefektifan organisasional dan kepemimpinan. Langkah pertama dimulai dengan elaborasi setiap konstruk dalam berbagai perspektif. Langkah berikutnya adalah melakukan simulasi dan konstruksi hubungan antar konstruk sehingga tersusun peta awal dari hubungan antar variabel tersebut. 1. Konstruk “Budaya organisasional” Pemaknaan budaya organisasional demikian luas dalam berbagai setting sehingga istilah budaya dalam suatu perusahaan atau organisasi pernah menjadi suatu “fashion” baik di kalangan manajer, konsultan dan bahkan juga di kalangan akademisi. Namun demikian dalam perkembangannya, budaya organisasional mendapat “tempat” penting dalam khasanah akademis, khususnya teori organisasi seperti hal